Prospek Komodifikasi Sastra Anak: Webinar FBS UNESA dan Apebskid Jatim
![](https://statik.unesa.ac.id/profileunesa_konten_statik/uploads/fbs/thumbnail/621e8926-d02d-4d5d-bbf7-981558e898ad.jpg)
Sabtu, 30 November 2024, Fakultas Bahasa dan Seni (FBS) Universitas Negeri Surabaya (UNESA) bersama Apebskid Jawa Timur sukses menyelenggarakan webinar bertema “Prospek Komodifikasi Sastra Anak.” Acara yang digelar daring ini menjadi ajang diskusi seru yang melibatkan berbagai pakar sastra, dosen, dan peneliti.
Dalam sambutannya, Dr. Much. Koiri, M.Si., Ketua Apebskid Komisariat Jatim sekaligus dosen FBS UNESA, menegaskan pentingnya memperkuat forum diskusi kesusastraan di Jawa Timur. Kali ini, sastra anak menjadi fokus pembahasan yang digarap dengan serius.
“Apebskid ke depan akan terus membuka peluang kolaborasi untuk mengembangkan berbagai bidang. Kami ingin menjadi wadah yang bersinergi bagi pengajar, peneliti, dan pemerhati budaya,” ujar Pak Koiri, yang juga dikenal sebagai pegiat literasi dan penulis produktif.
Sastra Anak sebagai Fondasi Penting
Prof. Dr. Suwardi Endraswara, M.Hum., Dewan Pembina Apebskid Indonesia, turut memberikan pandangannya. Ia menyebut sastra anak sebagai elemen kunci dalam pembelajaran sastra sejak dini. “Melalui sudut pandang komodifikasi, sastra anak punya potensi besar untuk dikembangkan. Ini bisa menjadi pemicu agenda-agenda menarik lainnya,” tuturnya.
Prof. Dr. H. Setya Yuwana, M.A., Ketua Dewan Pakar Apebskid Indonesia sekaligus guru besar UNESA, membuka acara dengan paparan yang menggugah. Ia menyoroti konsep komodifikasi sastra anak yang mencakup penyebab, bentuk, fungsi, hingga dampaknya. “Kegiatan ini penting untuk membangun kesadaran dan kepedulian terhadap sastra anak di masyarakat,” jelasnya.
Diskusi Bersama Para Pakar
Webinar ini menghadirkan tiga pembicara ahli, yakni:
- Prof. Dr. Suyatno, M.Pd., yang membedah tema “Komodifikasi Sastra Anak” dengan pendekatan kritis terhadap sastra anak di Indonesia yang masih kurang dimanfaatkan sebagai komoditas global.
- Prof. Djuli Djatiprambudi, yang membahas dunia anak sebagai ruang bermain dan belajar melalui materi bertajuk “Anak-anak dan Dunianya: Mula-mula adalah Bermain.”
- Dr. Ali Mustofa, S.S., M.Pd., yang mengeksplorasi peran sastra anak dalam membangun kesadaran lingkungan, dengan tema “Sastra Anak dan Kesadaran Lingkungan: Sastrawan, Sastra, dan Lanskap.”
Salah satu gagasan menarik datang dari Bapak Ali yang menyoroti pentingnya sastra anak dalam mengajarkan nilai-nilai lingkungan. Ia menyarankan integrasi sastra anak berbasis cerita lingkungan ke dalam kurikulum sekolah.
Sementara itu, Prof. Suyatno mengusulkan langkah-langkah konkret untuk memaksimalkan pengembangan sastra anak di Indonesia. “Mulai dari memoles sastra anak dengan teori yang ada, menggali cerita-cerita baru, hingga mengaitkannya dengan bidang lain,” ujarnya.
Di sisi lain, Prof. Djuli mengingatkan bahwa dunia anak adalah tentang bermain, belajar, dan berkarya. “Bermain bukan hanya hiburan, tetapi bagian dari proses penting tumbuh kembang anak, baik secara emosional, sosial, maupun kognitif,” tegasnya.
Webinar yang Menginspirasi
Webinar ini menjadi bagian dari rangkaian diskusi yang sebelumnya dimulai pada 16 November 2024, dengan tema “Pelestarian Seni Melalui Pendidikan dan Budaya Masyarakat.” Kolaborasi antara UNESA dan Apebskid Jawa Timur ini bertujuan menciptakan ruang dialog interdisipliner bagi para akademisi, pengajar, dan peneliti.
Dengan antusiasme peserta dan wawasan yang dibagikan, diskusi tentang sastra anak ini diharapkan mampu membuka peluang-peluang baru dalam pengembangan sastra, baik di ranah akademis maupun masyarakat luas.
Share It On: